fbpx

Kanker Rahim

Kanker rahim adalah jenis kanker yang menyerang rahim, yaitu tempat tumbuh dan berkembangnya bayi selama masa kehamilan. Setiap wanita usia berapa pun bisa mengalaminya. Akan tetapi, kondisi ini paling sering terjadi pada wanita yang sudah memasuki masa menopause atau di atas 50 tahun.

Apa itu kanker rahim?

Kanker rahim adalah pertumbuhan sel abnormal yang terjadi pada jaringan rahim. Kebanyakan, sel kanker akan bermula di lapisan dinding rahim yang disebut atau endometrium. Endometrium inilah yang nantinya akan menjadi tempat melekatnya sel telur (ovum) yang telah dibuahi. itu sebabnya, kondisi ini dikenal juga sebagai kanker endometrium.

Selain di dinding rahim, sel kanker juga bisa berkembang di jaringan ikat maupun otot di sekitar rahim. 

Terdapat dua jenis kanker rahim yang dibedakan berdasarkan lokasi pertumbuhan sel kanker.

  • Kanker endometrium: Jenis kanker yang awalnya berkembang di endometrium dan merupakan salah satu kanker sistem reproduksi yang paling sering dialami wanita.
  • Sarkoma uterus: Jenis kanker yang awalnya berkembang di lapisan otot tengah (miometrium) serta jaringan ikat rahim. Kanker sarkoma uterus tergolong sangat jarang terjadi.

Lihat Juga: Mengenal Jenis Kanker Pada Organ Kewanitaan Bersama Dr. dr. Unedo H. Markus Sihombing, Sp.OG, Subsp. Onk

Gejala 

Gejala umum kanker rahim bisa meliputi:

  • Perdarahan vagina di luar jadwal menstruasi atau setelah menopause
  • Menstruasi lebih banyak atau lebih lama dari biasanya
  • Keputihan yang tidak biasa dan berbau tidak sedap
  • Nyeri di punggung bawah atau di panggul
  • Nyeri saat berhubungan seks 
  • Kencing berdarah
  • Benjolan atau bengkak di area perut atau panggul

Meski demikian, untuk memastikan penyebab gangguan kesehatan yang Anda alami, segera kunjungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan.

Baca juga: 5 Rekomendasi Dokter Obgyn Perempuan di Jakarta dan Tangerang 

Konsultasi dokter

Penyebab

Penyebab kanker rahim adalah terjadinya mutasi genetik pada sel-sel di jaringan rahim. Mutasi itu kemudian menyebabkan sel-sel di rahim terus membelah secara tidak terkendali sehingga menekan sel-sel sehat.

Hingga kini, dokter dan ahli belum mengetahui apa yang menyebabkan sel-sel di rahim mengalami mutasi. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan peluang Anda mengalami kanker rahim, di antaranya:

  • Berusia di atas 50 tahun
  • Sudah memasuki masa menopause
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Diet tinggi lemak hewani
  • Memiliki riwayat keluarga yang mengalami kanker rahim
  • Mewarisi sindrom Lynch
  • Kadar estrogen tinggi
  • Memiliki diabetes
  • Mengalami endometriosis 
  • Memiliki PCOS
  • Menjalani terapi pengganti hormon dengan estrogen atau tamoxifen
  • Mendapatkan menstruasi pertama di usia yang relatif muda (kurang dari 12 tahun)
  • Menopause pada usia lebih tua

Konsultasi dokter

Diagnosis

Dokter akan mengawali diagnosis dengan melakukan pemeriksaan terkait riwayat kesehatan Anda termasuk gejala yang dirasakan, faktor risiko yang Anda miliki serta riwayat kesehatan keluarga. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan panggul.

Beberapa tes yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Tes darah
  • Tes pencitraan dengan CT scan, MRI, atau USG transvaginal
  • Biopsi endometrium
  • Histeroskopi
  • Dilatasi dan kuretase

Selain menentukan kondisi keganasan, berbagai pemeriksaan di atas juga akan membantu dokter untuk menentukan rencana pengobatan yang tepat.

Lihat juga: Mengenal Faktor Genetik atau Keturunan Pada Kanker Rahim & Endometrium

Pengobatan kanker rahim

Pengobatan yang diberikan akan tergantung pada jenis dan stadium kanker serta kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan. Pilihan pengobatan kanker organ kewanitaan secara umum meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, dan pengobatan hormon. 

Sering kali pengobatan kanker akan menggunakan kombinasi dua perawatan atau lebih.  Berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan kanker rahim:

1. Radioterapi

Radioterapi adalah pengobatan dengan menggunakan radiasi sinar berenergi tinggi yang difokuskan untuk menghancurkan sel kanker. Radiasi ini dapat membunuh sel kanker, atau menghentikan sel kanker berkembang biak. 

Salah satu jenis radioterapi yang umum digunakan dan dianjurkan untuk penanganan kanker rahim, antara lain brakiterapi

2. Pembedahan

Operasi atau pembedahan umumnya menjadi pengobatan utama untuk kanker endometrium. Beberapa pilihan pembedahannya, antara lain:

  • Histerektomi

Operasi pengangkatan rahim dan leher rahim. Operasi ini dapat dilakukan dengan membuat sayatan di perut atau mengangkat rahim melalui vagina. 

Tergantung stadium kanker rahim, dokter mungkin hanya akan mengangkat bagian rahim jika kanker belum menyebar. Namun jika kanker telah menyebar, rahim akan diangkat bersama dengan jaringan di sekitarnya seperti leher rahim serta bagian atas vagina.

  •  Bilateral salpingo-oophorectomy (BSO)

Operasi untuk mengangkat rahim sekaligus bagian ovarium dan saluran tuba. Tindakan ini mungkin diperlukan bagi kebanyakan orang untuk memastikan semua sel kanker dapat dihilangkan. 

  • Pengangkatan kelenjar getah bening/limfa (lymphadenectomy)

Operasi untuk mengangkat rahim beserta kelenjar limfa di sekitar rahim untuk memastikan apakah kanker sudah menyebar ke organ lainnya.

3. Kemoterapi

Perawatan dengan menggunakan senyawa kimia yang dapat menghancurkan sel kanker. Kemoterapi dapat diberikan secara oral, injeksi, ataupun menggunakan implan.

4. Terapi hormon

Pengobatan kanker rahim dengan memberikan atau menghambat hormon tertentu agar dapat melawan sel kanker.

5. Imunoterapi

Perawatan berupa terapi imun yang bertujuan memperkuat sistem kekebalan tubuh Anda untuk melawan kanker.

Lihat Juga: Terapi Kanker Organ Kewanitaan dengan Brakiterapi

Konsultasi dokter

Pencegahan 

Pencegahan hanya dapat dilakukan dengan melakukan cara-cara yang dapat menurunkan faktor risikonya, seperti:

  • Konsultasi kepada dokter jika Anda memiliki banyak faktor risiko
  • Jaga berat badan yang sehat dengan konsumsi makanan bergizi dan rajin berolahraga.
  • Mengendalikan diabetes
  • Periksakan kesehatan organ reproduksi secara berkala
  • Gunakan obat KB hormonal sesuai anjuran dokter

Kanker rahim terdeteksi pada tahap awal karena banyak wanita segera memeriksakan kondisinya saat mengalami gejala tidak biasa, seperti perdarahan vagina yang tidak normal.

Lihat juga: Testimoni Pasien Kanker Ovarium Stadium 4A Lakukan Operasi & Kemo di Mandaya Cancer Center

Untuk mengetahui seberapa sering Anda perlu melakukan pemeriksaan atau jenis pemeriksaan yang Anda lakukan, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis obgyn (kebidanan dan kandungan) atau bedah onkologi.

Anda bisa berkunjung ke Advanced Cancer and Radiotherapy Centre di Mandaya Royal Hospital Group untuk berkonsultasi dengan para ahli kami. Buat janji temu dengan fitur  Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Kanker Vagina

Selain kanker payudara dan kanker serviks, kanker vagina juga merupakan salah satu jenis kanker yang dapat terjadi pada wanita. Namun, dibandingkan jenis kanker pada wanita lainnya, kanker vagina termasuk yang kasusnya sangat jarang terjadi. 

Apa itu Kanker Vagina?

Kanker vagina adalah pertumbuhan sel kanker yang bermula di vagina. Vagina adalah saluran yang menghubungkan antara mulut rahim dengan bukaan atau bagian luar tubuh. Vagina menjadi jalan lahir bayi saat persalinan normal.

Kanker pada vagina terjadi ketika pertumbuhan sel-sel di vagina menjadi sangat cepat dan abnormal sehingga membentuk benjolan. Walau letaknya berdekatan, kanker vagina dan kanker serviks (mulut rahim) tidaklah sama. 

Dibandingkan jenis kanker pada wanita lainnya, kanker vagina termasuk jenis kanker yang sangat jarang terjadi.

Jenis Kanker Vagina

Jenis-jenis kanker vagina dibedakan berdasarkan lokasi sel kanker terbentuk pertama kali. Terdapat dua jenis utama kanker vagina, yaitu:

  • Karsinoma sel skuamosa, yaitu jenis kanker vagina yang lebih umum terjadi. Sel kanker terbentuk di sel skuamosa, yakni sel tipis dan datar di dalam vagina. Jenis kanker ini biasanya menyebar dengan lambat.
  • Adenokarsinoma adalah sel kanker yang terbentuk di sel-sel kelenjar penghasil cairan atau lendir vagina. Dibandingkan karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma lebih mungkin menyebar ke paru-paru dan kelenjar getah bening.

Selain kedua jenis di atas, ada pula kanker vagina jenis melanoma dan sarcoma. Melanoma pada vagina terjadi ketika sel kanker terbentuk pertama kali di melanosit, yakni sel pigmen yang memberikan warna pada vagina. 

Sementara, sarcoma terbentuk pertama kali di jaringan ikat dan jaringan otot yang membentuk dinding vagina.

Gejala Kanker Vagina

Pada tahap awal, kanker vagina mungkin saja tidak bergejala. Ciri-ciri kanker vagina baru muncul setelah sel kanker mulai berkembang.

Beberapa tanda kanker vagina, antara lain:

  • Perdarahan dari vagina yang tidak biasa, seperti setelah menopause atau berhubungan seks
  • Sakit saat berhubungan seks
  • Menstruasi di luar jadwal
  • Keputihan yang berbau tidak sedap dan menyengat
  • Benjolan di vagina
  • Sakit saat buang air kecil
  • Sering buang air kecil (anyang-anyangan)
  • Nyeri panggul
  • Keinginan BAB walau perut kosong
  • Sembelit
  • Feses berwarna hitam

Penyebab Kanker Vagina

Kanker vagina terjadi akibat adanya kesalahan atau mutasi DNA pada sel-sel di vagina. Mutasi ini menyebabkan sel-sel di vagina bertumbuh dengan cepat dan masif. Lama-kelamaan, sel kanker abnormal ini akan mendesak sel-sel sehat.

Sering kali, perubahan atau mutasi DNA pada sel-sel vagina disebabkan oleh paparan virus HPV (human papillomavirus). Namun, tidak semua infeksi HPV akan menyebabkan kanker vagina.

Virus HPV dapat menular melalui hubungan seks, baik oral, anal, dan tentunya vaginal. Itu sebabnya, perilaku seks yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko Anda mengalami kanker vagina dan kanker lain yang disebabkan oleh HPV, misalnya kanker serviks.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker vagina:

  • Berusia di atas 60 tahun
  • Mengalami infeksi HPV
  • Merokok
  • Pernah mengonsumsi obat untuk mencegah keguguran, seperti Diethylstilbestrol (DES)
  • Pernah menjalani histerektomi untuk mengangkat tumor jinak ataupun kanker
  • Mengalami kanker serviks

Diagnosis Kanker Vagina

Selain pemeriksaan fisik, akan ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kanker vagina. Bukan hanya untuk menegakkan diagnosis, Anda juga akan menjalani pemeriksaan berikut untuk mengetahui stadium kanker vagina yang mungkin Anda alami.

1. Pemeriksaan Panggul

Pemeriksaan menggunakan spekulum atau alat seperti cocor bebek untuk melihat kondisi vagina, leher rahim, rahim, tuba falopi, ovarium, dan rektum. Pada pemeriksaan ini, dokter juga dapat melakukan tes Pap.

Untuk pemeriksaan panggul, dokter akan memberikan pelumas pada vagina dan memasukkan jari atau tangan untuk memeriksa rektum untuk merasakan benjolan atau hal abnormal lainnya.

2. Tes Pap (Pap smear)

Tes Pap atau pap smear dilakukan untuk mengambil jaringan permukaan di serviks dan vagina. Pengambilan jaringan dilakukan menggunakan alat menyerupai cotton bud, sikat kecil, dan stik kayu untuk mengambil sel permukaan serviks dan vagina. Sel tersebut akan diteliti di laboratorium.

3. Tes HPV

Tes HPV dilakukan untuk mengecek DNA atau RNA dari virus HPV. Tes HPV dilakukan dengan memeriksa sel serviks dan vagina. Sampel yang digunakan biasanya menggunakan sampel yang diambil pada saat papsmear.

4. Kolposkopi

Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan alat kolposkop untuk melihat vagina dan serviks. Saat pemeriksaan, dokter juga akan mengambil jaringan sampel untuk dibiopsi dan dianalisis di laboratorium.

5. Biopsi

Biopsi biasanya dilakukan apabila tes Pap menunjukkan hasil yang abnormal. Biopsi dapat dilakukan bersamaan dengan kolposkopi.

6. Pencitraan

Apabila dari berbagai pemeriksaan diatas tegak diagnosis kanker vagina, dokter akan melakukan beberapa tes pencitraan untuk melihat sejauh mana persebaran sel kanker dan menentukan stadium kanker vagina.

Beberapa imaging test yang dilakukan untuk memeriksa stadium kanker vagina, antara lain:

  • Rontgen
  • CT scan
  • MRI
  • PET scan

Kanker Serviks

Kanker serviks adalah jenis kanker nomer tiga yang paling banyak pengidapnya di Indonesia. Padahal, kanker ini bisa dicegah dengan vaksin HPV sejak usia 12 tahun. Kanker yang juga disebut sebagai kanker leher rahim ini pun bisa sembuh atau mengalami remisi selama pengobatan dimulai sejak stadium awal.

Apa itu kanker serviks?

Kanker serviks adalah pertumbuhan sel abnormal yang tidak bisa dikendalikan dan membentuk tumor pada serviks atau leher rahim. Leher rahim adalah area yang menghubungkan antara lubang vagina dengan rahim. 

Penyebab kanker serviks

Hampir 99% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV (Human Papillomavirus). Ini adalah jenis virus yang sangat umum dan seringkali ditularkan melalui hubungan seksual.

Diperkirakan 8 dari 10 wanita dapat terinfeksi HPV dalam hidupnya, tetapi sebagian besar tidak mengalami kanker leher rahim. 

Kebanyakan infeksi HPV tidak menimbulkan gejala dan sembuh dengan sendirinya. Tetapi pada sebagian kecil orang, HPV jenis tertentu dapat bertahan hingga bertahun-tahun. Infeksi HPV jangka panjang inilah yang dapat menjadi pemicu terjadinya kanker serviks pada wanita.

Selain infeksi HPV, risiko Anda terkena penyakit ini juga dapat meningkat pada:

  • Orang yang terinfeksi HPV dan pengguna pil KB selama lima tahun atau lebih.
  • Perokok aktif atau pasif
  • Memiliki imun tubuh yang lemah

Gejala kanker serviks

Gejala kanker serviks yang paling umum antara lain:

  • Perdarahan dari vagina diluar waktu haid
  • Keputihan yang tidak biasa, seperti volumenya lebih banyak, berbau tajam atau memiliki warna yang beda dari biasanya.
  • Rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seks
  • Nyeri panggul
  • Menstruasi  yang lebih lama atau lebih deras dari biasanya
  • Pendarahan setelah memasuki menopause

Pada tahap awal perkembangannya, kanker leher rahim mungkin tidak menimbulkan tanda dan gejala tertentu. Bahkan, tidak semua orang yang terdiagnosis akan mengalami gejala hingga kanker memasuki stadium lanjut.

Diagnosis kanker serviks

Untuk mendeteksi keberadaan kanker serviks, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan, seperti:

1. Pap Smear

Pap smear dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan serviks untuk kemudian di teliti di laboratorium untuk mencari keberadaan sel abnormal. 

Selain bisa mendeteksi sel kanker, pemeriksaan ini juga bisa mendeteksi sel yang berpotensi berkembang menjadi kanker.

2. Biopsi

Biopsi adalah pemeriksaan jaringan serviks yang lebih mendalam untuk memastikan ada tidaknya sel kanker di leher rahim. 

Biopsi bisa dilakukan saat pemeriksaan kolposkopi. Kolposkopi adalah pemeriksaan yang dilakukan dokter menggunakan alat pembesar untuk melihat gejala dan tanda kanker di leher rahim.

3. Pemeriksaan Pencitraan

Pemeriksaan pencitraan seperti MRI dan CT-Scan juga mungkin dilakukan untuk melihat keberadaan tumor ganas di leher rahim. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan tingkat keparahan kanker atau penentuan stadium kanker.

Pengobatan kanker serviks

Berikut ini beberapa jenis pengobatan yang bisa dilakukan untuk menangani kanker serviks: 

  • Operasi 

Pada kanker serviks stadium awal yang belum menyebar, perawatan dengan operasi bisa dilakukan. Jenis operasinya antara lain: 

    • Biopsi kerucut atau konisasi

Prosedur yang biasanya dipilih jika tumor masih berukuran sangat kecil. Dilakukan dengan cara mengambil seluruh jaringan kanker dalam bentuk segitiga atau cone dan menyisakan jaringan leher rahim lain yang masih sehat. Biasanya juga dipilih pada orang yang masih berencana untuk hamil di kemudian hari

    • Trakeloktomi

Pada prosedur ini, seluruh serviks dan jaringan sekitarnya akan diangkat. Tidak ada pengangkatan rahim pada metode ini, sehingga masih bisa dilakukan pada orang yang berencana hamil.

    • Histerektomi

Operasi pengangkatan serviks, rahim, sebagian vagina, serta jaringan dan kelenjar getah bening di sekitar serviks. Metode ini dipilih jika tidak ada rencana hamil di masa depan dan merupakan langkah yang efektif untuk mencegah kekambuhan kanker serviks. 

  • Radioterapi 

Terapi radiasi adalah pengobatan dengan menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Radiasi dapat dilakukan secara eksternal, internal, maupun kombinasi keduanya.

    • Radiasi eksternal: Sinar radiasi berenergi tinggi ditembakkan secara langsung dari luar ke area terkena kanker.
    • Radiasi internal: Disebut juga brakiterapi. Dokter akan meletakkan sumber radiasi di dalam serviks.
  • Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan yang kuat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi dosis rendah sering dikombinasikan dengan terapi radiasi untuk mengatasi kanker yang belum menyebar.

Untuk membantu mengatasi gejala kanker stadium lanjut Anda mungkin diberikan kemoterapi dosis tinggi. Selain itu, kemoterapi juga dapat diberikan sebelum operasi dengan tujuan untuk mengurangi ukuran kanker.

Pencegahan kanker serviks

Salah satu pencegahan kanker leher rahim adalah dengan mencegah infeksi HPV menggunakan vaksin HPV. Vaksin ini dapat diberikan pada remaja wanita mulai usia 12 tahun.

Anda juga harus rutin menjalani skrining setelah berusia 25 tahun, sudah menikah, atau telah aktif berhubungan seksual. Selanjutnya skrining dapat dilakukan secara rutin lima tahun sekali.

Skrining dapat membantu mendeteksi kemungkinan kanker serviks sejak dini. Semakin dini kanker ini ditangani maka semakin tinggi peluang untuk sembuh.

Jika perlu melakukan skrining atau perawatan untuk mengobati kanker, Anda dapat mengunjungi Cancer Center di Rumah Sakit Royal Mandaya yang telah dilengkapi teknologi pengobatan kanker terbaik kelas dunia.

Laboratorium genomik onkologi Mandaya Royal Hospital Puri mampu menentukan tipe dan jenis kanker Anda secara akurat sehingga dapat memperoleh pengobatan yang tepat.

Konsultasikan dengan ahlinya sekarang juga dan dapatkan penanganan terbaik bagi kanker Anda. Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

bg-left

dr. Kartika Hapsari, Sp.OG, Subsp.Onk, FNVOG

Spesialis Kandungan & Kebidanan, Kandungan & Kebidanan sub. Onkologi
Lokasi Mandaya Royal Puri
Bahasa Indonesia, English

dr. Kartika Hapsari, Sp.OG FNVOG adalah dokter spesialis kandungan dan kebidanan subspesialis onkologi yang berpraktik di Mandaya Royal Hospital Puri. Dokter yang pernah bekerja di Afrika Selatan saat menjalani pendidikan subspesialis ini mendapatkan beasiswa dari International Cancer Gynecology Society (ICGS).

Dokter Kartika menyelesaikan pendidikan subspesialis serta program doktornya di Belanda. Beliau memiliki keahlian dalam menangani berbagai gangguan kandungan dan kebidanan, khususnya kanker di organ reproduksi wanita, seperti kanker ovarium, kanker serviks dan kanker rahim.

Riwayat Pendidikan

  • Radbound University, Doctor of Philosophy – PhD in Biochemistry and Molecular Biology
  • Utrecht University, Gynecologic Oncology Fellowship Program
  • Program Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Universitas Indonesia
  • Program Pendidikan Dokter Umum, Universitas Airlangga

Riwayat Pelatihan

  • Education in Nutshell “How to Teach” by Radbound University, Belanda (2018)
  • Masterclass Robotic and Suturing, NVEC, Amsterdam, Belanda (2017)
  • Advanced Gynecology Oncology Minimal Invasive Surgery Fellowship, IRCAD, Strasbourg University, Perancis (2017)
  • Advanced Gynecology Minimal Invasive Surgery Fellowship, MMC Eidhoven, Maastricht University, Belanda (2015)
  • Workshop Clinical Teaching Skill Hospital University Based, Universitas Indonesia, Jakarta (2014)
  • Basic Gynecology Surgery and Minimal Invasice Surgery Fellowship, UMC Utrecht, Utrecht University, Belanda (2012)

https://scholar.google.com/citations?user=wXbdM90AAAAJ&hl=en

Kondisi yang bisa ditangani:

  • Polip rahim
  • Tumor rahim jinak
  • Kanker Serviks
  • Kanker Ovarium
  • Kanker Rahim
  • Kanker Vulva
  • Kanker Vagina
  • Dan kondisi keganasan lain yang berlokasi di organ-organ reproduksi wanita

Lokasi Utama

Mandaya Royal Puri

Jl. Metland Boulevard Lot. C-3 Metland Cyber City Puri, RT.001/RW.002, Parung Jaya, Kec. Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten 15159

Appointment +6221 5092 8888

Kanker Usus Besar

Kanker usus besar termasuk salah satu jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia. Bahkan, menurut WHO, kanker ini menempati urutan ke-empat, di atas kanker prostat dan ovarium. Perubahan gaya hidup diduga jadi salah satu faktor pemicu meningkatnya jumlah pengidap kanker usus besar dari tahun ke tahun.

Pengertian

Kanker usus besar adalah kanker yang terbentuk di area dinding usus besar bagian dalam. Benjolan di usus yang disebut polip dapat berkembang menjadi kanker, meski sebagian juga bisa bersifat jinak. 

Jika tidak segera ditangani, kanker yang bermula dari area usus besar bisa menyebar ke organ lain. 

Penyebab 

Usus besar terbentuk dari lapisan membran mukosa, jaringan, dan otot. Sel kanker biasanya tumbuh di lapisan mukosa yang merupakan lapisan paling dalam dari usus besar. Lapisan ini mengandung sel yang dapat membuat dan mengeluarkan lendir maupun cairan lain. Jika sel tumbuh di luar kendali, maka bisa terbentuk benjolan yang disebut polip di lapisan ini.

Seiring berjalannya waktu, polip bisa berkembang menjadi kanker.

Beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini antara lain:

  • Kebiasaan merokok
  • Obesitas
  • Terlalu sering mengonsumsi makanan olahan dan daging merah, seperti bakso dan sosis
  • Tidak pernah olahraga
  • Punya riwayat radang saluran cerna
  • Ada keluarga yang pernah mengidap penyakit yang sama

Gejala

Gejala kanker jenis ini bisa berbeda antara satu sama lain. Namun, secara umum beberapa berikut beberapa gejala yang kerap dirasakan:

  • Buang air besar berdarah
  • Perubahan pola buang air besar (jadi lebih jarang atau lebih sering)
  • Rasa tidak tuntas saat buang air besar
  • Nyeri pada perut yang tidak kunjung hilang
  • Perut terasa kembung yang tidak kunjung sembuh
  • Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
  • Mual dan muntah
  • Badan terasa lemas dan lelah

Diagnosis

Untuk mendeteksi kanker di usus besar, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan, seperti:

  • Kolonoskopi

Kolonoskopi dilakukan menggunakan selang kecil yang dimasukkan ke dalam saluran cerna. Pada selang tersebut terdapat kamera, sehingga dokter dapat melihat secara langsung kondisi di dalam organ tubuh tanpa harus melakukan pembedahan. 

Selain kamera, dokter juga dapat menempatkan alat operasi kecil. Hal ini dilakukan untuk mengangkat benjolan atau polip di usus besar. 

  • Biopsi

Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel jaringan untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Untuk mengambil jaringan di usus besar, dokter dapat melakukannya saat kolonoskopi. 

Di laboratorium, akan terlihat apakah jaringan yang diambil mengandung sel kanker atau tidak. 

  • Tes darah

Tes darah juga bisa membantu mendeteksi kanker usus besar. Mandaya Hospital Puri memiliki layanan pemeriksaan Septin-9 DNA yang dapat mendeteksi dengan tingkat sensitivitas hingga 96,3% pada stadium 1-4.

Orang yang menerima perawatan komprehensif saat kanker usus besar masih stadium awal, rata-rata harapan hidupnya dalam lima tahun setelah diagnosis cukup tinggi, yaitu mencapai 90%.

Septin 9 DNA

Pengobatan

Pengobatan bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Operasi

Operasi adalah langkah pengobatan paling umum untuk mengatasi kanker jenis ini. Jenis operasi yang dapat dilakukan antara lain:

  • Polipektomi. Operasi untuk mengangkat polip pada usus besar.
  • Laparoskopi. Ini adalah operasi minimal invasif yang dilakukan lewat sayatan kecil di dinding perut.
  • Kolektomi parsial. Operasi untuk mengangkat sebagian usus besar yang terkena kanker. 
  • Operasi reseksi dengan kolostomi. Pengangkatan sebagian usus besar yang terkena kanker, namun tidak lagi bisa disambungkan ke bagian usus yang masih sehat, sehingga akan disambungkan ke kantong khusus. Prosedur ini disebut kolostomi.

2. Kemoterapi

Kemoterapi biasanya dilakukan untuk mengecilkan ukuran tumor atau benjolan dan meredakan gejala kanker yang dirasakan

3. Terapi tertarget 

Terapi ini menargetkan gen, protein, dan jaringan yang berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan sel kanker. Pada terapi tertarget, dokter akan membuat antibodi buatan yang nantinya bertugas untuk menargetkan sel kanker.

Pencegahan

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko, seperti:

  • Tidak merokok
  • Membatasi konsumsi alkohol
  • Jaga berat badan ideal
  • Konsumsi makanan sehat
  • Ketahui riwayat kesehatan keluarga sehingga bisa lakukan deteksi dini
  • Rutin periksa kesehatan ke dokter

Mandaya Royal Hospital Puri memiliki pusat kanker dengan peralatan lengkap dan dokter spesialis berpengalaman. Jangan ragu untuk membuat janji temu Anda dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.

Kanker Payudara

Kanker payudara adalah pertumbuhan abnormal pada sel-sel yang berada di jaringan payudara. Menurut data WHO, pada 2020, kanker payudara menyebabkan kematian 685.000 orang.

Kanker payudara lebih sering terjadi pada wanita. Namun, pria juga bisa mengalaminya, meski hanya dalam kasus yang kecil. Kanker ini bisa disembuhkan selama dideteksi sejak masih stadium awal. Semakin dini perawatan dimulai, maka kemungkinan sembuhnya akan semakin tinggi.

Apa Itu Kanker Payudara?

Kanker payudara adalah pertumbuhan abnormal yang terjadi pada jaringan payudara. Payudara sendiri memiliki 3 bagian, yaitu:

  • Lobulus: kelenjar yang memproduksi susu
  • Duktus: saluran yang membawa air susu menuju puting
  • Jaringan pengikat: terdiri atas serat jaringan dan lemak yang mengikat organ payudara.

Kanker dapat tumbuh di bagian mana pun pada payudara. Maka itu, jenis kanker umumnya juga dibedakan berdasarkan tempat tumbuhnya.

Kebanyakan kanker payudara muncul di duktus atau lobulus. Kanker kemudian menyebar ke luar payudara lewat pembuluh darah dan kelenjar getah bening. Penyebaran ini bisa menandakan kanker mulai memasuki stadium lanjut (metastase).

Jenis Kanker Payudara

Berikut ini adalah jenis kanker payudara yang paling umum:

  • Invasive ductal carcinoma. Bermula di duktus dan menyebar ke bagian tubuh lainnya di jaringan payudara.
  • Invasive lobular carcinoma. Berasal dari lobulus dan menyebar ke jaringan payudara lain di sekitarnya.

Kedua jenis tersebut sama-sama bisa menyebar ke organ tubuh lainnya. Selain itu, beberapa jenis kanker payudara yang mungkin terjadi, antara lain:

  • Ductal carcinoma in situ (DCIS)

Ductal Carcinoma In Situ (DCIS) adalah jenis kanker payudara non-invasif yang paling umum. Karsinoma in situ lebih mudah diobati dan memiliki prospek yang lebih baik dibanding kanker invasif.

  • Lobular carcinoma in situ (LCIS)

Lobular Carcinoma In Situ (LCIS) menghasilkan sel-sel abnormal pada kelenjar penghasil susu pada payudara. Sel-sel ini jarang menyebar di luar lobulus ke bagian lain dari payudara atau tubuh.

  • Kanker payudara peradangan (inflammatory breast cancer)

Inflammatory breast cancer terjadi akibat sel-sel kanker menghalangi pembuluh limfa di kulit, dan bisa menyebabkan payudara membengkak dan memerah. Jenis ini sebenarnya jarang terjadi, tetapi sangat agresif karena bisa tumbuh dan menyebar dengan cepat. Bahkan, gejalanya bisa memburuk dalam hitungan hari bahkan jam.

  • Penyakit Paget

Penyakit paget payudara adalah jenis kanker yang langka pada area puting payudara. Ini muncul sebagai eksim yang mempengaruhi puting dan sering dikaitkan dengan karsinoma payudara invasif atau in situ.

  • Angiosarcoma

Angiosarcoma muncul di payudara dan kulit tangan, namun awalnya mulai terbentuk di pembuluh darah atau pembuluh limfatik di payudara. Angiosarcoma bisa tumbuh dan menyebar dengan sangat cepat ke seluruh tubuh. 

  • Kanker payudara berulang

Kanker payudara berulang adalah jenis yang terjadi setelah sebelumnya pernah didiagnosis dan dirawat untuk penyakit yang sama dan dinyatakan bersih dari kanker, namun kembali kambuh. Kondisi ini bisa terjadi saat ada sel kanker yang tidak terdeteksi saat pengobatan, sehingga setelah perawatan selesai, sel kembali berkembang.

Penyebab Kanker Payudara

Penyebab kanker payudara adalah terjadinya mutasi DNA pada sel-sel di payudara. DNA bertugas memberikan instruksi kepada sel-sel tubuh, termasuk payudara, untuk membelah atau mati.

Namun, ketika di payudara muncul sel kanker, DNA memberikan instruksi yang salah sehingga pembelah sel terjadi dengan sangat cepat. Pertumbuhan ini dapat membunuh sel-sel sehat di payudara dan akhirnya menggerogoti tubuh.

Para peneliti sendiri belum tahu pasti apa yang menyebabkan DNA ini bermutasi. Namun, ada beberapa faktor risiko yang meningkatkannya seperti gaya hidup, jenis kelamin, dan lingkungan.

Faktor risiko

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker payudara, antara lain:

  • memiliki riwayat kanker payudara
  • pernah mengalami masalah pada payudara
  • menstruasi pertama di usia yang muda
  • menopause pada usia di atas 55 tahun
  • seorang wanita
  • jaringan payudara yang padat
  • konsumsi alkohol
  • memiliki anak pertama pada usia di atas 30 tahun
  • tidak pernah hamil
  • pertambahan usia
  • memiliki mutasi DNA BRCA1 dan BRCA2 yang diturunkan dari orang tua
  • menjalani terapi hormon untuk menopause
  • obesitas

Gejala 

Beberapa gejala kanker payudara adalah:

  • Benjolan di payudara atau ketiak
  • Penebalan atau bengkak di area payudara
  • Tekstur kulit jeruk pada kulit payudara
  • Kulit kemerahan atau berisik pada area puting
  • Puting melesak ke dalam
  • Keluar cairan dari puting selain ASI (darah atau cairan lainnya)
  • Perubahan bentuk dan ukuran payudara
  • Nyeri pada area payudara

Meski demikian, perlu diketahui bahwa tidak semua benjolan payudara adalah kanker.

Stadium Kanker Payudara

Stadium kanker payudara dapat dibagi menjadi stadium 0-4: 

  1. Stadium 0. Kanker belum berkembang dari tempat aslinya (misalnya, saluran payudara atau kelenjar susu). Ini kadang-kadang disebut in situ.
  2. Stadium 1. Kanker telah menyebar ke jaringan lemak payudara atau beberapa sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening yang di ketiak
  3. Stadium 2. Kanker telah menjadi sedikit lebih besar atau lebih banyak sel kanker telah menyebar ke 1-3 kelenjar getah bening
  4. Stadium 3. Kanker telah menjadi lebih lanjut dan telah menyebar ke dinding dada atau kulit di sekitar payudara Anda, atau telah menyebar ke lebih banyak kelenjar getah bening
  5. Stadium 4. Sel kanker payudara telah menyebar dari payudara dan kelenjar getah bening ke bagian tubuh yang lebih jauh. Tempat yang paling umum adalah tulang, paru-paru, hati dan otak

Tingkat sel kanker

Sampel jaringan kanker dapat dilihat dibawah mikroskop. Dengan melihat ciri-ciri sel tertentu, kanker di area payudara dapat dinilai dalam tiga tingkat.

  1. Tingkat 1. Sel kanker cenderung tumbuh lambat dan kurang agresif
  2. Tingkat 2. Tingkat menengah
  3. Tingkat 3. Sel kanker cenderung tumbuh cepat dan lebih agresif

Reseptor sel kanker

Beberapa sel kanker payudara memiliki reseptor, yang memungkinkan jenis hormon atau protein tertentu menempel pada sel kanker. Jenis reseptor yang diuji adalah:

  1. Tes pada sampel sel kanker dapat menunjukkan ada atau tidaknya reseptor estrogen. Estrogen adalah hormon wanita. Secara keseluruhan sekitar 7 dari 10 kanker payudara adalah reseptor estrogen positif.
  2. Human epidermal growth factor (HER2), merupakan protein yang dapat mempengaruhi pertumbuhan beberapa sel kanker. Ini ditemukan di permukaan sel payudara normal. Beberapa sel kanker memiliki jumlah reseptor HER2 yang sangat tinggi. Kanker yang memiliki reseptor tingkat tinggi ini disebut HER2-positif.

Diagnosis kanker payudara

Segeralah pergi ke dokter jika Anda menemukan benjolan di payudara yang tak kunjung hilang. Untuk mendiagnosis kanker payudara, dokter akan melakukan tanya jawab riwayat kesehatan terlebih dulu.

Dokter kemudian dapat melakukan pemeriksaan fisik payudara klinis (SADANIS). Beberapa pemeriksaan penunjang lain yang dilakukan untuk membantuk menegakkan diagnosis, antara lain:

1. Mammogram

Mammogram atau mammografi adalah pemeriksaan menggunakan sinar-X untuk memeriksa jaringan payudara. Anda bisa menjalani diagnostik mammografi lebih dari satu kali apabila pada pemeriksaan mammogram yang pertama ditemukan sesuatu yang mencurigakan.

2. USG payudara

USG payudara digunakan untuk memeriksa jenis benjolan payudara apakah berupa tumor ataupun kista.

3. MRI payudara

Pemeriksaan MRI payudara dapat memberikan gambaran jaringan payudara yang lebih jelas. Biasanya, pemeriksaan ini dilakukan dengan menyuntikkan cairan kontras agar bisa menghasilkan gambar jaringan yang lebih detail.

4. Biopsi

Biopsi payudara adalah pengangkatan sebagian jaringan payudara untuk diuji di lab. Untuk pemeriksaan ini, dokter akan menyayat kulit dan mengambil jaringan payudara.

Pemeriksaan ini akan menentukan apakah benjolan di payudara berbahaya, sekaligus menentukan stadium jika merupakan tumor ganas.

Dokter juga mungkin menginstruksikan Anda untuk menjalani pemeriksaan darah lengkap serta rontgen dada maupun tulang.

Pengobatan kanker payudara

Pilihan perawatan yang dapat dipertimbangkan termasuk pembedahan, kemoterapi, radioterapi dan pengobatan hormon. Seringkali kombinasi dari dua atau lebih perawatan akan dilakukan. 

1. Pembedahan

Jenis operasi yang dapat dipertimbangkan adalah:

  • Lumpektomi (operasi konservasi payudara)

Lumpektomi sering menjadi pilihan jika ukuran tumor tidak terlalu besar. Pada lumpektomi, hanya tumor dan beberapa jaringan payudara saja yang diangkat. 

Prosedur ini biasanya akan dilanjutkan dengan perawatan radioterapi agar tidak ada lagi sel kanker yang tersisa di jaringan payudara. 

  • Mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) 

Mastektomi biasanya dipilih jika tumor berukuran besar atau berlokasi di tengah payudara. Operasi ini bisa dilanjutkan dengan operasi rekonstruksi payudara untuk membuat payudara baru. 

  • Biopsi kelenjar getah bening sentinel 

Biopsi kelenjar getah bening sentinel adalah cara untuk menilai apakah kelenjar getah bening utama yang mengeringkan payudara mengandung kanker. Jika sudah bersih maka kelenjar getah bening yang tersisa di ketiak tidak perlu diangkat. 

Jika tidak memungkinkan, satu atau lebih kelenjar getah bening di ketiak dapat diangkat. Ini membantu untuk menentukan stadium penyakit secara akurat dan untuk memandu spesialis mengenai pengobatan apa yang harus disarankan setelah operasi.

2. Radioterapi      

Radioterapi untuk pengobatan kanker biasanya dilakukan dengan penyinaran radiasi eksternal. Anda akan diminta untuk berbaring di meja dengan mesin yang akan bergerak mengelilingi Anda.

Radioterapi adalah pengobatan yang menggunakan pancaran sinar berenergi tinggi yang difokuskan pada jaringan kanker . Radiasi ini dapat membunuh sel kanker, atau menghentikan sel kanker berkembang biak. 

Untuk kanker payudara, radioterapi seringkali dipilih sebagai pengobatan selain pembedahan. 

Misalnya, jika Anda menjalani lumpektomi, maka perawatan umumnya dilanjutkan dengan radioterapi. Ini bertujuan untuk mencegah kanker payudara kembali pada payudara yang sama. Ketika radioterapi digunakan selain pembedahan, ini disebut radioterapi adjuvan.

3. Perawatan hormon

Beberapa jenis kanker payudara dipengaruhi oleh hormon wanita estrogen dan progesteron. Hormon tersebut merangsang sel kanker untuk membelah dan berkembang biak. Sebagian besar estrogen dan progesterone dibuat oleh ovarium. Perawatan hormon bekerja paling baik pada wanita dengan kanker payudara yang responsif terhadap hormon, kadang-kadang bekerja pada kanker yang diklasifikasikan sebagai non-hormon responsif.

Perawatan hormon termasuk:

  • Penghambat estrogen

Tamoxifen bekerja dengan menghalangi estrogen bekerja pada sel. Biasanya dilakukan selama lima tahun. 

  • Penghambat aromatase

Ini adalah obat-obatan yang bekerja dengan menghalangi hormon estrogen di jaringan tubuh dan digunakan pada wanita yang telah mengalami menopause. Contoh obatnya adalah anastrozole, letrozole dan exemestane.

  • Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) analog

Obat-obatan ini bekerja dengan mengurangi jumlah estrogen di ovarium. Jenis yang umum digunakan adalah goserelin dan biasanya diberikan melalui suntikan dan dapat digunakan untuk wanita yang belum mencapai menopause.

4. Kemoterapi

Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan menggunakan obat antikanker yang membunuh sel kanker, atau menghentikannya untuk berkembang biak. 

Ketika kemoterapi digunakan tanpa dilanjutkan atau didahului oleh pembedahan, ini dikenal sebagai kemoterapi ajuvan. 

Kemoterapi kadang-kadang diberikan untuk mengecilkan tumor sebelum pembedahan, sehingga pembedahan memiliki peluang sukses yang lebih baik. Ini dikenal sebagai kemoterapi neoadjuvan. Jenis kemoterapi yang diberikan tergantung pada jenis kankernya.

5. Trastuzumab (Herceptin®)

Trastuzumab (juga dikenal sebagai Herceptin) adalah pengobatan yang dapat diberikan kepada wanita yang memiliki banyak reseptor HER2 pada kankernya. Ini adalah jenis obat yang disebut antibody monoclonal. 

Obat ini bekerja dengan menempel pada reseptor HER2 pada permukaan sel kanker, sehingga menghentikan sel kanker untuk membelah dan tumbuh.

Singkatnya, rencana perawatan yang disarankan dapat sangat bervariasi dari kasus ke kasus karena perawatan yang optimal dapat bergantung pada banyak faktor yang berbeda.

Perawatan yang digunakan bergantung pada:

  • Ukuran, Kanker itu sendiri, dari ukuran dan stadium, (apakah sel kanker telah menyebar), tingkatan sel kanker, dan jenis hormon (responsif atau HER2) apakah itu hormon responsif atau mengandung hormone HER2
  • Usia, kondisi kesehatan, riwayat pengobatan sebelumnya. Wanita dengan kanker – usia Anda, apakah Anda telah mengalami menopause atau tidak, kesehatan umum Anda dan pilihan Anda dalam pengobatan.

Anda harus berdiskusi penuh dengan spesialis yang mengetahui kasus Anda. Dokter akan menjelaskan pro dan kontra, kemungkinan tingkat keberhasilan, kemungkinan efek samping dan informasi lainnya tentang berbagai kemungkinan pilihan pengobatan untuk jenis kanker Anda.

Anda juga akan berdiskusi dengan dokter spesialis mengenai tujuan pengobatan Anda. Tujuan pengobatan juga bergantung dari kondisi pasien, contohnya: 

  • Pengobatan bertujuan untuk menyembuhkan kanker

Pada kanker yang masih stadium awal, pengobatan dilakukan untuk menyembuhkan, karena peluangnya masih besar. Dokter biasanya menyebut kata sembuh sebagai remisi kanker. 

Saat seseorang sudah remisi kanker, artinya sudah tidak ada lagi tanda-tanda yang menunjukkan bahwa di tubuh masih ada sel kanker. Jika Anda dalam remisi, Anda mungkin sembuh. Namun, dalam beberapa kasus kanker kembali berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian. Inilah sebabnya dokter enggan menggunakan kata sembuh.

  • Pengobatan mungkin bertujuan untuk mengendalikan kanker 

Jika penyembuhan dirasa kurang memungkinkan, maka dokter akan melakukan perawatan dengan tujuan untuk mengendalikan pertumbuhan sel kanker agar tidak menyebar terlalu cepat. Ini mungkin membuat Anda bebas dari gejala untuk beberapa waktu.

  • Perawatan mungkin bertujuan untuk meredakan gejala dalam beberapa kasus

Pada kasus yang paling berat, perawatan biasanya dilakukan untuk mengurangi gejala yang dirasakan. Misalnya, mengecilkan ukuran tumor dan meredakan nyeri. Jika kanker sudah lanjut, Anda mungkin memerlukan perawatan seperti suplemen nutrisi, obat penghilang rasa sakit, atau teknik lain untuk membantu Anda bebas dari rasa sakit atau gejala lainnya.

Pencegahan

Ada beberapa cara mencegah kanker payudara yang bisa dilakukan, yaitu: 

  • Menjalani gaya hidup yang sehat

Perubahan gaya hidup jadi lebih sehat adalah langkah pencegahan yang bisa dilakukan. Menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, dan makan banyak sayur dan buah dapat menurunkan risiko kanker payudara.

  • Lakukan deteksi dini

Selain itu, melakukan periksa payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) dapat mendeteksi kanker payudara sejak dini. Semakin dini ditemukan, semakin besar peluang kesembuhan.

  • Mastektomi

Mastektomi atau operasi pengangkatan payudara bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya sel kanker pada payudara.

Dengan mengangkat jaringan payudara sebanyak mungkin, mastektomi dapat mengurangi risiko hingga 90%. 

Namun, sama halnya dengan semua operasi, tetap ada komplikasi dan efek samping yang perlu diwaspadai. 

Mastektomi untuk tujuan pencegahan dilakukan pada orang yang secara hasil uji genetik terbukti memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara. 

  • Konsumsi obat

Obat tamoxifen tersedia untuk wanita yang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker di area payudaranya. Tamoxifen dapat digunakan pada wanita yang telah melalui masa menopause serta untuk wanita yang masih mengalami menstrurasi. 

Obat lainnya adalah raloxifene yang juga dapat digunakan pada wanita yang telah mengalami menopause. Konsumsi tamoxifen atau raloxifene tablet biasanya dilakukan setiap hari selama lima tahun. 

Saat ini, kedua obat tersebut tidak memiliki lisensi untuk tujuan mengurangi risiko kanker payudara. Namun, obat tersebut tetap dapat digunakan jika Anda memahami manfaat dan risikonya dan dokter Anda yakin pengobatan tersebut akan membantu.

Anda juga bisa mengunjungi Breast Advance Cancer Center (BRAVE) RS Mandaya Royal untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai seberapa sering Anda harus menjalani pemeriksaan dan pemeriksaan apa saja yang diperlukan.

Atur janji temu Anda lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Anda juga bisa memantau nomor antrean agar lebih nyaman dalam berkonsultasi dengan dokter.

bg-left

dr. Konda Kinanti, Sp.BTKV, BMedSc

Spesialis Bedah Kardiotoraks & Vaskular
Lokasi Mandaya Royal Puri
Bahasa Indonesia

Educational Background

  • Bachelor of Medicine, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia
  • Bachelor of Medical Science, University of Melbourne, Australia
  • Medical Doctor, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia
  • Cardiac, Thoracic, and Vascular Surgery Residency Program, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia

Courses & Training

  • Observership in Cardiothoracic Surgery Department at Royal Melboume Hospital, Australia, 2011
  • Observership and Hands-On experience in General Surgery Department at Allgemeines Krankenhaus der Stadt Wien (AKH), Vienna, Austria, 2013
  • Advanced Cardiac Life Support (ACLS), 2016
  • Advanced Trauma Life Support (ATLS), 2017
  • 7TH Cardiothoracic and Vascular Surgical Course, 2017
  • 8th Cardiothoracic and Vascular Surgical Course, 2017
  • 9th Cardiothoracic and Vascular Surgical Course, 2017
  • Pertemuan limiah Tahunan (PIT) IKABI, Jakarta, Indonesia, 2017
  • 9h Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) HBTKVI, Malang, Indonesia, 2018
  • The 26th Annual Meeting of the Asian Society for Cardiovascular and Thoracic Surgery (ASCVTS), Moscow, Russian, 2018
  • 10 Cardiothoracic and Vascular Surgical Course, 2018
  • Skill Station on Live Animal (Wet lab), Bali, Indonesia, 2018
  • Cardiac Morphology Course Congenital Heart Disease at National Heart Centre Singapore, 2018
  • Basic VATS for Young Surgeons, 2020
  • EVLA and Vena Seal Workshop, 2021
  • Vascular Ultrasound Workshop, 2021
  • Vaccinator COVID-19 for Doctor Workshop, Ministry of Health, Indonesia, 2021
  • 13th Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) HBTKVI, 2022
  • 14th Cardiothoracic and Vascular Surgery Course, Jakarta, 2022
  • 15th Cardiothoracic and Vascular Surgery Course, Jakarta, 2022
  • 14th ISICAM (Indonesian Society of Interventional Cardiology Annual Meeting), Jakarta, 2023
  • 16th Cardiothoracic and Vascular Surgery Course, Jakarta, 2023
  • 71st International Congress of the European Society of Cardiovascular and EndoVascular Surgery (ESCVS) 2023, Paris, France, 2023
  • Operasi Bypass Jantung
  • Operasi Jantung

Lokasi Utama

Mandaya Royal Puri

Jl. Metland Boulevard Lot. C-3 Metland Cyber City Puri, RT.001/RW.002, Parung Jaya, Kec. Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten 15159

Appointment +6221 5092 8888

Kanker Nasofaring

Kanker nasofaring adalah kanker yang menyerang jaringan nasofaring yang berada tepat di belakang hidung dan di atas tenggorokan bagian belakang. Menurut data Global Cancer Observatory tahun 2022, kejadian kanker nasofaring adalah yang paling banyak ke-enam di Indonesia. 

Umumnya, pasien yang mengalami penyakit ini baru terdeteksi saat kondisinya sudah masuk stadium lanjut. Pasalnya, di awal, gejala yang muncul mirip dengan penyakit-penyakit di area sekitar saluran pernapasan, sehingga jarang disadari.

Pengobatan kanker nasofaring biasanya meliputi kemoterapi, radioterapi, operasi atau kombinasi. Kabar baiknya, kemungkinan sembuh jenis kanker ini umumnya lebih tinggi dibandingkan kanker lainnya.

Penyebab kanker nasofaring

Sama seperti kanker lainnya, sampai saat ini tidak diketahui secara pasti penyebab spesifik tumbuhnya sel kanker.

Namun beberapa penelitian menunjukkan ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker ini, seperti:

1. Pola makan

Mengonsumsi makanan seperti ikan asin secara rutin dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring

2. Genetik

Faktor keturunan atau riwayat keluarga dapat menjadi penyebab seseorang lebih rentan terhadap kanker nasofaring. Jika ada riwayat keluarga dengan kanker ini, risiko terkena penyakit ini bisa meningkat.

3. Virus Epstein-Barr

Virus ini ditemukan dalam 90% kasus kanker nasofaring di berbagai negara. Infeksi virus ini dapat merusak DNA sel-sel nasofaring dan menyebabkan pertumbuhan sel-sel kanker. Menurut dr. Handoko Nugroho Yossarsongko, Sp.THT-KL, MKes, virus Epstein-Barr ini dapat menjadi sel kanker nasofaring jika didukung dengan adanya faktor keturunan.

4. Kebiasaan merokok dan minum alkohol

Menurut para dokter dan peneliti, kedua kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring.

Selain itu ada beberapa faktor yang dapat memperkuat munculnya kanker ini ini, yaitu usia tua dan juga adanya anggota keluarga yang pernah mengalaminya.

Lihat Juga: Seputar Pengobatan Kanker Nasofaring oleh dr. Handoko Nugroho Yossarsongko, Sp.THT-KL, MKes

Gejala kanker nasofaring

Seringkali kanker nasofaring tidak dapat dideteksi hanya lewat gejalanya saja. Pasalnya, gejala awal yang ditimbulkan sering kali mirip dengan penyakit lain. Namun ketika stadium kanker sudah cukup tinggi, barulah terlihat gejala yang jelas. Berikut ini gejala kanker nasofaring:

  • Bercak darah pada ludah
  • Mimisan
  • Sakit tenggorokan yang tak kunjung sembuh
  • Gangguan pendengaran 
  • Sakit kepala
  • Suara berdenging di telinga
  • Ada benjolan di bagian leher
  • Telinga sering infeksi

Diagnosis kanker

Cara yang paling ampuh mendiagnosis kanker adalah dengan melakukan tes kesehatan.Saat memeriksa keluhan-keluhan di atas, dokter bisa saja mencurigai penyebab gejala tersebut adalah kanker. Maka dokter akan melakukan konfirmasi dengan melakukan tes, seperti:

  • Tes fisik dan memeriksa riwayat kesehatan
  • Tes HPV
  • Tes EBV
  • Tes kimia darah
  • Tes pencitraan atau radiologi seperti CT scan, MRI, ultrasound, rontgen dada, dan PET Scan
  • Tes saraf
  • Laringoskopi
  • Biopsi

Dokter bisa melakukan satu atau beberapa tes berikut untuk memastikan penyakit kanker.

Pengobatan

Pengobatan bisa berbeda-beda untuk tiap orang. Hal ini dipengaruhi oleh usia, stadium kanker, dan tingkat kesehatan pasien.

Saat ini ada tiga jenis pengobatan kanker nasofaring yang umum, yaitu kemoterapi, radioterapi, atau operasi. Tergantung dari stadium kanker, dokter bisa menggunakan salah satu atau gabungan dari metode tersebut.

  • Stadium 1: penggunaan radioterapi untuk mengecilkan ukuran kanker
  • Stadium 2: kombinasi radioterapi dan kemoterapi
  • Stadium 3: dokter akan menggunakan kemoterapi di awal dan dilanjutkan dengan kemoradioterapi. Dokter bisa menyarankan untuk melanjutkan tahap operasi.
  • Stadium 4: pengobatan kanker nasofaring stadium 4 diawali dengan kemoterapi, kemudian kemoradioterapi, diikuti dengan imunoterapi atau terapi target. Setelah ukuran kanker mengecil bisa dilanjutkan dengan operasi pengangkatan.

Kanker nasofaring adalah salah satu jenis kanker yang perlu diwaspadai. Kabar baiknya, harapan hidup dari penyakit ini cukup tinggi.  Agar terhindar dari penyakit ini, pastikan untuk melakukan pola hidup sehat setiap hari. Pastikan juga untuk melakukan pemeriksaan berkala, terutama jika sudah merasakan gejala-gejala yang mencurigakan. Kunjungi pusat spesialis THT di rumah sakit Mandaya untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh dari skrining awal hingga pengobatan. Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Kanker Prostat

Kanker prostat adalah jenis kanker yang dialami pria ketika ada sel kanker tumbuh di organ prostat, salah satu bagian dari sistem reproduksi. Menurut data Global Cancer Observatory tahun 2022, terdapat 1.466.728 pengidap kanker prostat di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, jumlahnya mencapai 13.130 orang.

Apa Itu Kanker Prostat?

Prostat adalah kelenjar yang terletak di bawah saluran kemih, di depan rektum. Organ ini berfungsi untuk memproduksi cairan semen.

Umumnya, sel kanker yang tumbuh di kelenjar prostat tumbuh secara perlahan dan tidak memicu gejala hingga berkembang ke arah yang lebih agresif. Jika dideteksi sejak dini, tingkat kesembuhan kanker ini tergolong baik. 

Kanker prostat terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

  • Adenokarsinoma
  • Small cell carcinoma
  • Large cell carcinoma
  • Transitional cell carcinoma
  • Sarkoma

Stadium Kanker Prostat

Berikut adalah tingkat keparahan yang bisa terjadi:

  • Stadium I dan II. Pada stadium I dan II, sel kanker belum menyebar ke luar prostat, sehingga disebut juga sebagai tahap awal. 
  • Stadium III. Sel kanker sudah menyebar ke jaringan lain yang berada di dekat prostat.
  • Stadium IV. Sel kanker sudah menyebar ke organ lain yang letaknya jauh dari prostat, seperti kelenjar getah bening, tulang, hati, atau bahkan paru-paru. 

Penyebab kanker prostat

Hingga saat ini, penyebab kanker prostat belum diketahui pasti. Namun para ahli telah mengetahui bahwa kemunculan sel kanker dimulai ketika ada terjadi perubahan di salah satu bagian DNA yang berfungsi untuk menginstruksikan sel tersebut untuk bekerja. Karena perubahan abnormal ini, instruksi yang diberikan justru membuat sel terus tumbuh dan membelah melebihi dari yang normal. Mekanisme ini membuat sel abnormal terus tumbuh, sel yang normal mati, dan pada akhirnya muncul benjolan di area prostat. 

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker prostat, yaitu:

1. Usia

Pria berusia di atas 50 tahun berisiko lebih besar terkena penyakit ini. Jika terjadi di usia lansia, sel kanker biasanya akan berkembang lebih lambat. Sementara itu, pada kanker yang terjadi di usia muda, pertumbuhan sel biasanya akan lebih agresif. 

2. Obesitas

Pria yang mengalami kelebihan berat badan hingga obesitas juga berisiko lebih besar terkena kanker prostat. Selain itu, jenis kanker yang dialami juga berpotensi lebih agresif dan lebih mungkin kembali tumbuh setelah perawatan selesai dilakukan. 

3. Genetik

Jika orang tua atau saudara kandung pernah didiagnosis mengalami kanker di area prostat, maka risiko Anda terkena penyakit ini akan lebih besar.

4. Infeksi

Infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, dan sifilis bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker di bagian prostat. 

Gejala Kanker Prostat

Sebagian besar pria yang mengalami kanker prostat tidak mengalami gejala berarti dan baru diketahui mengalami kanker ketika menjalani pemeriksaan kesehatan rutin. Meski begitu, sebagian lagi ada yang merasakan gejala-gejala mengganggu yang pada akhirnya diketahui disebabkan oleh kanker.

Gejala kanker prostat yang perlu diwasapadai adalah:

  • Sulit buang air kecil
  • Aliran urine lemah
  • Sangat sering buang air kecil, terutama saat malam hari
  • Saat buang air kecil terasa tidak tuntas
  • Terasa sakit atau panas saat buang air kecil
  • Ada darah atau cairan semen pada urine
  • Nyeri di punggung, pinggang, dan pinggul yang tidak kunjung sembuh
  • Terasa nyeri saat ejakulasi

Diagnosis Kanker Prostat

Proses diagnosis kanker prostat dilakukan dalam beberapa tahap, mulai dari skrining, pemeriksaan utama, dan pemeriksaan tingkat keparahan. 

1. Skrining 

Ada dua pemeriksaan yang biasanya dilakukan untuk mendeteksi kanker prostat, yaitu:

  • Tes PSA (Prostate Specific Antigen)

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur kadar PSA dalam darah. PSA adalah zat yang dibuat oleh prostat. Kadar PSA yang tinggi dalam darah bisa menandakan adanya kanker. Namun, pemeriksaan ini tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya penentu, karena kadar PSA juga bisa naik karena kondisi lain yang menyerang prostat.

    Menurut dr. Hendy Mirza, Sp.U(K), dokter spesialis urologi konsultan dari Mandaya Royal Hospital Puri, pemeriksaan atau skrining PSA dianjurkan untuk laki-laki berusia di atas 50 tahun. Namun, jika ada keluarga dekat seperti ayah kandung dan kakek kandung yang pernah didiagnosis mengalami kanker prostat, maka pemeriksaan PSA dapat dilakukan lebih cepat, misalnya ketika berusia di atas 40 tahun.

  • Pemeriksaan colok dubur

    Pada pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan jari ke area rektum atau dubur untuk memeriksa prostat secara langsung dan mengetahui apabila ada benjolan atau kondisi abnormal lainnya.

2. Diagnosis 

Jika pada proses skrining ditemukan kecurigaan kanker, maka dokter akan menginstruksikan pemeriksaan lanjutan. Jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis kanker prostat adalah:

  • Ultrasound

    Ultrasound atau USG yang digunakan adalah metode transrektal. Artinya, alat khusus berukuran sebesar cerutu akan dimasukkan melalui rektum atau dubur. Hasil pemeriksaan ini akan memberikan gambaran kelenjar prostat secara jelas.

  • MRI

    Pada beberapa kasus, dokter juga akan merekomendasikan pemeriksaan MRI untuk mendapatkan gambaran prostat yang lebih rinci. Pemeriksaan ini juga akan membantu dokter untuk merencanakan prosedur jaringan sampel untuk pemeriksaan lanjutan.

  • Biopsi

    Pemeriksaan diagnosis juga biasanya disertai dengan biopsi jaringan prostat untuk memastikan bahwa sel tersebut benar merupakan sel kanker. Biopsi dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan menggunakan jarum. Sampel tersebut selanjutnya akan diperiksa di laboratorium untuk memilah sel-sel yang terdapat di dalamnya.

3. Pemeriksaan stadium 

Setelah dipastikan bahwa benar ada sel kanker pada prostat, maka dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui tingkat keparahan atau stadium kanker tersebut. Teknik yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah:

  • Gleason score

    Gleason score adalah metode yang digunakan dokter untuk menentukan tingkat keparahan kanker. Semakin tidak abnormal sel pada jaringan prostat, maka Gleason score-nya akan semakin tinggi.

    Umumnya, Gleason score yang digunakan untuk memeriksa sampe biopsi prostat berkisar antara 6-10. Skor 6 menandakan bahwa kanker prostat yang dialami adalah tingkatan rendah, skor 7 tingkatan sedang, dan skor 8-10 tingkatan tinggi.

  • Tes genomik

    Tes genomik dilakukan untuk menganalisis sel kanker sehingga diketahui jenis mutasi gen yang terjadi pada sel tersebut. Pemeriksaan ini bisa memberikan lebih banyak informasi mengenai prognosis atau kemungkinan keberhasilan pengobatan kanker prostat.

4. Pemeriksaan penyebaran sel kanker

Jika kanker prostat yang diderita dicurigai sudah menyebar ke organ lain seperti pada stadium III dan IV, maka pemeriksaan tambahan seperti di bawah ini perlu dilakukan untuk memetakan penyebaran yang terjadi:

  • Scan tulang
  • Ultrasound
  • CT Scan
  • MRI
  • PET Scan

Pengobatan Kanker Prostat

Kanker prostat bisa diobati dengan beberapa cara, mulai dari pemantauan ketat oleh dokter, operasi, terapi radiasi, terapi lutesium, cryotherapy hingga terapi hormon. 

1. Pemantauan

Pada kondisi yang tidak bergejala, masih tahap sangat awal, dan diprediksi tidak akan menyebar dengan cepat, dokter dapat merekomendasikan pemantauan berkala tanpa tindakan. Selama pemantauan, dokter dapat melakukan tes PSA secara rutin dan baru akan mulai merawat apabila kankernya sudah mulai berkembang atau memicu gejala mengganggu. 

2. Operasi

Operasi pengangkatan prostat atau prostatektomi dapat dipilih untuk mengatasi kanker prostat. Pada prosedur ini, vesikula seminalis, bagian yang berfungsi memproduksi cairan yang akan diubah menjadi semen, juga diangkat.

3. Terapi radiasi

Ada dua jenis terapi radiasi atau radioterapi yang dapat dipilih, yaitu terapi radiasi eksternal dan terapi radiasi internal atau yang disebut juga sebagai brachytherapy. 

Pada terapi radiasi eksternal, radiasi akan diarahkan langsung dari luar tubuh oleh mesin khusus untuk menghancurkan sel kanker. Sementara itu pada brachytherapy, benih berbahan khusus yang bersifat radioaktif ditanam langsung di dalam tubuh, langsung pada area yang terkena kanker untuk menghancurkan sel kanker tersebut. 

4. Terapi lutesium

Terapi lutetium sangat efektif untuk mengobati kanker prostat stadium lanjut. Terapi ini termasuk terapi tertarget karena hanya akan menghancurkan sel-sel kanker prostat saja, termasuk yang sudah menyebar. 

Pemberiannya dilakukan melalui suntikan atau infus. Efek samping terapi ini juga tergolong minimal. Menurut dr. Eko Purnomo, Sp.KNTM(K) Onk dokter spesialis kedokteran nuklir konsultan dari Mandaya Royal Hospital Puri, tingkat keberhasilan terapi ini juga baik, “setelah perawatan dengan lutetium, hasil scan pasien itu banyak terlihat bersih. Selain itu tumor marker PSA-nya yang tadinya tinggi, bisa turun jadi sangat rendah,” ungkapnya.

5. Terapi lainnya

Tergantung dari kondisi pasien, beberapa pilihan terapi di bawah ini juga dapat dilakukan dokter untuk mengobati kanker prostat.

  • Cryotherapy. Menempatkan alat khusus yang dapat membekukan dan membunuh sel kanker di organ yang terkena. 
  • Chemotherapy. Menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker apabila sudah menyebar ke bagian-bagian lain di tubuh. 
  • Terapi biologis. Terapi yang dilakukan untuk memacu sistem imun di tubuh melawan sel kanker atau mengontrol efek samping dari perawatan kanker prostat lain yang dilakukan.
  • Ultrasound terfokus intensitas tinggi. Perawatan menggunakan gelombang suara untuk membunuh sel kanker.
  • Terapi hormon. Perawatan ini membuat sel kanker tidak mendapatkan hormon yang dibutuhkan untuk berkembang.

Kanker prostat termasuk salah satu jenis kanker yang perlu diwaspadai. Karena itu, para pria disarankan untuk melakukan pemeriksaan berkala, terutama jika sudah merasakan gejala-gejala yang mencurigakan. Kunjungi pusat spesialis urologi di rumah sakit Mandaya untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh dari skrining awal hingga pengobatan. Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp atau Book Appointment melalui website untuk mempermudah kunjungan Anda dan mendapatkan informasi lengkap lainnya, termasuk jadwal dokter dan waktu kunjungan yang dapat dipilih. 

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes